Kamis, 28 Februari 2013

Salah satu ciri khas masakan Jawa adalah rasanya yang manis. Entah dengan penambahan gula merah, gula pasir ataukah sekedar kecap, yang pasti masakan khas Jawa selalu diidentikkan dengan rasa manis. Namun jelasnya tidak semua daerah Jawa yang menyajikan serba manis. Masakan bercitarasa manis lazim dijumpai dikawasan-kawasan berkultur Mataraman baik itu di Jawa Tengah, Jogjakarta dan sebagian Jawa Timur terutama bagian barat. Tentunya tidak semua juga.

Contohnya saja pecel...antara pecel ndeso dan pecel blitar mempunyai kesamaan, meski bahan bumbunya beda. Rasanya yang manis dan penambahan bunga turi putih. Dibandingkan dengan pecel madiun yang rasanya tidak seberapa manis tapi gurih atau pecel kediri yang kurang lebih sama. Sedangkan Gudeg? waduh, saya jujur saja nggak bisa nerima gudeg kendhil khas Jogjakarta, karena rasanya yang bagi lidah kelewat manis..malahan kayak kolak kalau saya bilang. Hehehehe...malahan saya masih bisa menerima gudheg solo yang manisnya gak seberapa, tapi harus diimbangi dengan sambel krecek yang sangat pedas. Pernah sih ditawari telur pindang ala Jogja sama temen, dan setelah dicicipi, saya langsung bilang

Ini telor apa kolak sih? kok manis banget!

Ya, kemanisan dilawan dengan kepedasan mungkin itu sebagai suatu keseimbangan. Sate tempe gembus yang saya cicipi di Solo beberapa hari lalu juga bumbunya sangat manis, sampai kata walah harus pakai sambal pedas agar rasa manisnya berkurang. Jajanan Jawa? pasti suka, wong Jowo seh..hehehehe...klepon (yang isi gula merah, atau gula pasir di Sidoarjo dan Surabaya), Lupis, Cenil, Gatot, Putu Mayang dan kawan-kawannya...saya sangat menyukainya meski jangan banyak-banyak...maklum kelegen (kemanisan).

Untuk masakan Jawa Tengah ini memang lebih banyak didominasi rasa manis. Apa-apa sering gula merah dimasukkan sebagai salah satu penyedap. Berbeda dengan kawasan Arekan ke Timur yang cenderung suka asin dan pedas. Ya kayak saya sih, suka banget dengan rasa pedas, asin dan gurih. Barangkali ini juga yang menyebabkan karakter Arekan berbeda dengan Mataraman dalam banyak hal..hehehehe.

Garang Asem, Timlo, Soto Sapi, Lumpia, Selat Galantin, dkk...hmmm...enak tenan. Paling tidak itu yang jadi kompensasi rasa manis itu. Di Jateng ini ya juga ada makanan-makanan ekstrim seperti sate landak, miss piggy dan mister doggih yang dibuat sengsu (tongseng asu), atau rica-rica waung (RW) plus sate jamu..hiiii.

Tapi ya gitu, selaku ilat etanan  (lidah timur), rada susah awalnya nerima masakan Jawa Tengah ditempat asalnya. Soalnya kalau di Malang, semua masakan Jateng ini sudah dikurangi kadar kemanisannya agar sesuai dengan selera setempat. Gudeg gak seberapa manis, apa2 juga gak manis banget..gitu.

Lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalangnya.
Apapun itu, wisata kuliner tetap yang paling mengesankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar